Jumat, 01 Oktober 2010

Menertawakan Diri Sendiri

Ini aku dapet dari milis tetangge sebelah ...


Kalau kita mau jujur, sebenarnya banyak hal dari diri kita
yang patut kita tertawakan sendiri.
Sebagai misal: ketika kendaraan kesayangan kita tergores
dan catnya mengelupas, kita jadi sedih dan kecewa.
Semakin dalam kecintaan kita pada kendaraan itu,
semakin dalam kesedihan dan kekecewaan kita.

Ini juga terjadi ketika benda-benda kesayangan kita
yang lain, seperti barang pecah belah, perhiasan atau
barang koleksi yang selama ini kita rawat baik-baik,
ternyata pecah, kusam atau rusak begitu saja.
Kita dapati diri ini jatuh dalam kenelangsaan.
Padahal benda-benda itu sama sekali tak merasakan apa-apa,
justru kita yang harus bersakit-sakit.
Bukankah ini menarik untuk kita tertawakan sendiri?

Semua ini terjadi karena kita meletakkan "diri" kita;
kita mengidentifikasikan "aku" kita pada benda-benda
kesayangan itu. Tanpa sadar kita menganggap benda-benda
itu sebagai diri kita sendiri.

Semakin banyak kita mencintai benda-benda,
semakin terjerat kita pada benda-benda itu,
semakin besar kemungkinan kita mengalami luka
dan kepedihan.

Seandainya kita mau mengurai sedikit demi sedikit
keterikatan kita pada semua benda-benda kesayangan,
semakin mudah untuk membebaskan diri kita sendiri.

Bukankah yang kita idam-idamkan selama ini adalah
sebuah jiwa yang merdeka?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar